-->

La Nina, Bpbd Minta Penduduk Di 5 Kecamatan Mojokerto Berhati-Hati Banjir Dan Longsor

MOJOKERTO, – Memasuki demam isu hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, memprediksi akan muncul fonomena La Nina Moderat 40 persen lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.


“Berdasarkan data dan informasi dari BMKG, curah hujan akan lebih deras untuk intensitasnya pada umumnya di kawasan Jawa Timur dan Mojokerto pada terutama,” kata personel Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Kabupaten Mojokerto, Anton, Kamis (5/11/2020).


Ia menjelaskan, mirip yang terjadi beberapa waktu kemudian, curah hujannya deras dibarengi badai. Oleh alasannya adalah itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap waspada selama memasuki demam isu hujan ini.


“Pokoknya hati-hati dengan peristiwa Meteorologi hingga nanti bulan Februari 2021. Informasinya nanti kami share, akan ada update 3 hari sekali. Untuk sementara ini diperkirakan akan terjadi hujan lebat hingga tanggal 8 November 2020,” tegasnya.


Anton pun mengungkapkan, ada 5 Kecamatan yang beresiko banjir dan longsor (Bansor) di Kabupaten Mojokerto. Yakni , Pacet, Jatirejo, Trawas, Gondang, dan Kunjorowesi.


Kecamatan Gondang, meliputi Desa Begaganlimo, Dilem, Gumeng, Jatihdukuh, Kalikatir, Ngembat, dan Wonoploso.


Kecamatan Jatirejo, meliputi Desa Bleberan, Jatirejo, Jembul, Lebak Jabung, Manting, Rejosari, Sumberjati, dan Tawangrejo.


Kecamatan Ngoro, meliputi Desa Kunjurowesi dan Manduromangungajah.


Kecamatan Pacet, meliputi Desa Kemiri, Kasimantengah, Pacet, Padusan, Sajen, dan Wiyu.


Dan Kecamatan Trawas, Kedungudi, Kesiman, Ketapanrame, Seloliman, dan Trawas.


Sedangkan, untuk yang banjir itu tetap di sejumlah kawasan langganan, mencakup Kecamatan Ngoro, Mojoanyar, Dawarblandong.


“Dawarblandong itu ada dua desa, Pulorejo dan Simongagrok. Kalau di Desa Banyulegi kemungkinan sudah tidak lagi, sebab sungainya sudah dinormalisasi,” bebernya.


Peta kerawanan petaka di Mojokerto. (BPBD)


Masih kata Anton, Pihaknya sudah melakukan tindakan pencegahan lewat pemasangan alat Early Warning System (EWS) di beberapa titik tersebut.


“Kaprikornus sebelum ada pergerakan air dari bawah mau meluap kita telah mampu mengawasi,” katanya.


Sementara, Kabid kedaruratan dan logistik BPBD kabupaten Mojokerto, Joko Supangkat menyertakan, selam ini di Wilayah Dawarblandong terjadi banjir karena imbas dari tidak adanya normalisasi sejak zaman belanda .


“Upaya yang dilakuakan yaitu normalisasi diawal tahun ini 2020, pakai bego,” tandasnya.


Kemudian, BPBD Kabupaten Mojokerto akan melakukan penghijauan bekerjasama dengan Perhutani di daerah Dilem dan Kalikatir.


“Kami Akan menanam rumput vetiver. Mungkin simpulan Bulan November,” ungkapnya.


Ia juga meminta penduduk juga harus aktif dalam memantau kondisi seperti ini.


“Peran aktif penduduk diperlukan dalam menanggulangi bencana, seperti mempertahankan alam dan llingkungan sekitar,” imbuhnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel