Longsor, 1.500 Warga Di Meru Betiri Jember Sempat Terisolir
JEMBER, – Sekitar 1.500 warga yang tinggal di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo terisolir setelah jalan yang menghubungkan pemukiman warga dengan daerah pusat desa terputus akibat longsor yang terjadi pada Sabtu (16/1/2021) sore.
Longsor itu terjadi akibat curah hujan tinggi yang terjadi di kawasan kecamatan setempat.
“Setelah banjir. Kemarin sore (Sabtu), Petugas Pusdalops BPBD Jember terima laporan, terjadi longsor di daerah Taman Nasional Meru Betiri. Bahkan kurang lebih 500 KK atau 1500 jiwa terisolir,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo, Minggu (17/1/2021) pagi.
Karena terisolir itu, lanjut Heru, warga pun tidak mampu menuju ke pusat desa.
“Sehingga sejak kemarin sore, kita (BPBD Jember bareng relawan lainnya dan Tagana) mengirim juga logistik dan konsumsi bagi warga terdampak,” ungkapnya.
Heru juga menyampaikan, alasannya adalah medan yang terjal dan berat balasan longsoran yang menutup susukan jalan. Kendaraan motor trail ataupun kendaraan beroda empat 4×4 tidak bisa melalui.
“Sehingga untuk pengantaran konsumsi dan logistik, dikerjakan dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 Km oleh para relawan, dari MDMC, tagana, dan juga potensi yang lain, serta dibantu warga,” kata Heru.
Selanjutnya petugas Pusdalops BPBD Jember bersama relawan lainnya juga membantu membersihkan bekas longsoran yang dilakukan semenjak Sabtu sore (16/1) kemarin.
“Untuk proses pencucian bekas longsor kita dibantu warga juga, dan lanjut pagi ini,” sambungnya.
Heru menyertakan, selain menjadikan longsor batang-batang kayu juga menutup terusan jalan.
“Kayu-kayu besar juga menutup jalan dan kita potong-potong kecil dengan senso (alat pemotong kayu), untuk kemudian dipindahkan,” katanya.
Perlu dikenali curah hujan tinggi di wilayah Jember utamanya Kecamatan Tempurejo. Selain juga menyebabkan longsor, Kamis malam (14/1/2021) lalu juga terjadi banjir besar yang berefek terhadap warga.
Selanjutnya pada Jumat (15/1/2021), banjir mulai surut dan warga lokal yang sebelumnya terdampak banjir mulai membersihkan rumah masing-masing.
Namun pada Sabtu malam (16/1/2021), terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Yang menyebabkan banjir kembali terjadi, dan air yang sebelumnya surut kembali naik setinggi kurang lebih 80 cm.
“Tapi kondisinya tidak mirip sebelumnya, dan ada rumah terdampak, yang berada di 9 titik lokasi di Kecamatan Tempurejo,” kata Heru lagi.
Terkait laporan terkini dari laporan Pusdalops BPBD Jember. Banjir yang terjadi di Kecamatan Tempurejo dan Kecamatan Ambulu menimbulkan 1.444 KK terdampak.
“Ada 4 tanggul jebol, 42 hektar pertanian gagal panen terendam air, 8 fasilitas pendidikan terendam air, dan 408 warga sempat mengungsi. Untuk warga yang mengungsi ini, sebelumnya pulang dan kembali ke pengungsian karena air kembali naik tadi malam,” ungkapnya.
“Tapi untuk yang mengungsi kembali pulang pagi ini, untuk membersihkan rumahnya lagi,” sambungnya.