-->

Mekanisme Rapid Test Diduga Akibatkan Bayi Di Banyuwangi Meninggal Dalam Kandungan

BANYUWANGI -Pasangan suami-istri (pasutri) Muhammad Abdullah-Erna Kus Dewi Yana warga Kampung Melayu, Kecamatan Banyuwangi mengaku gres saja kehilangan buah hatinya.


Pasutri ini menerka bayi mereka yang meninggal dalam kandungan itu disebabkan lambannya penanganan Rumah Sakit (RS) Yasmin, Banyuwangi.


Janin itu meninggaal disangka alasannya adalah harus menunggu hasil rapid tes dari RS Yasmin Banyuwangi.


Muhammad Abdulllah merasa penanganan protokol rapid test Covid-19 yang diutamakan rumah sakit itu sudah menciptakan bayi yang dikandung istrinya, Erna Kus Dewi Yana, meninggal dalam kandungan.


Karena mesti mengikuti protokol Covid-19 yang membutuhkan waqktu lama, bayinya telat menerima derma saat mau melahirkan.


Abdul menceritakan, sepekan sebelumnya dia mengatur keadaan kehamilan istrinya kepada seorang dokter di RS Yasmin itu. Dokter tersebut menyarankan agar esok harinya tiba, alasannya sang istri sudah mampu dikerjakan operasi Caesar.


“Namun dikala besoknya aku datang ke RS Yasmin, istri masih disuruh tes darah (rapid test),” kata Abdul, Minggu (6/12/2020) kemarin.


Dia mengatakan keluarganya sudah menunggu hasil rapid test sekitar dua hari, dan kesannya keluar sang istri dinyatakan reaktif.


Kemudian, lanjut ia, sang istri juga melaksanakan investigasi radiologi. Dari hasil yang dinantikan semalaman, dinyatakan ada duduk perkara pada jantungnya.


“Kemudian ke dokter jantung. Namun kata dokternya, di sana alatnya kurang elok jadi tidak kelihatan risikonya. Sehingga dirujuk ke RSUD Blambangan,” kata Abdul.


Masih Abdul, sesampainya di RSUD Blambangan Sabtu (5/12/2020) malam, ternyata dokter seorang ahli di rumah sakit tersebut tidak di tempat.


“Kata suster yang berjaga, dokternya tidak ada bila malam. Susternya menyarankan biar melaksanakan USG (ultrasonography) ke RS Bunda,” imbuh Abdul.


Setelah itu, beliau bareng istrinya bergegas ke RS Bunda untuk melaksanakan USG kehamilan. “Habis rontgen di RS Bunda dengan biaya Rp 500, kesudahannya pun keluar. Kata dokternya, janinnya sudah tidak ada (meninggal),” kata Abdul duka.


“Kemudian langsung ke RSUD Blambangan lagi, eksklusif dikerjakan tuh malam, tamat diperiksa, lalu dibicarakan, besok Minggu (6/12/2020) jam 12.00 WIB pribadi dioperasi untuk mengeluarkan jasad janin,” sambungnya.


Abdul menuding kendalanya itu pada mekanisme rapid test oleh pihak RS Yasmin, yang mengabaikan keadaan darurat.


“Seandainya saat itu pribadi dioperasi, insya Allah selamat. Soalnya dokter telah bilang ke saya, ini kendali terakhir tidak usah ke sini lagi, besok langsung operasi,” tandasnya.


Sementara Manajer RS Yasmin Banyuwangi, Agus, dikala dikonfirmasi terpisah, Senin (7/12/2020) siang di kantornya tentang hal tersebut belum memberikan informasi. “Masih kami cek dulu,” ucapnya singkat.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel