Melawan Kolesterol Dengan Daun Kelor
SURABAYA, – Kelor (Moringa oleifera) sangat familier bagi orang Indonesia. Selain dikenal karena bisa dijadikan olahan sayur daun kelor juga dipakai selaku pengobatan tradisional.
Menurut deskripsi Wikipedia, flora yang dipakai untuk penghijauan di negara Etiopia, Somalia dan Kenya itu lazimnya mempunyai ketinggian 7-11 meter. Karakternya berbatang kayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan bergairah.
Sementara buahnya berbentuk panjang bersegi tiga dengan panjang antara 20 – 60 cm. Kelor mulai berbuah ketika berumur 12-18 bulan. Saat masih muda buahnya berwarna hijau, setelah renta menjadi cokelat.
Tidak cuma di Indonesia, di beberapa negara daun kelor juga kerap dimanfaatkan selaku pengobatan herbal. Pada abad terbaru ini, obat telah dibungkus dalam bentuk debu maupun kapsul.
Dari sisi kesehatan, daun ini memang dinilai memiliki bermacam-macam nutrisi yang baik untuk menunjang kesehatan serta mendukung fungsi badan.
Bayu Galih Permana di laman SehatQ menyatakan, kandungan ragam nutrisi yang mampu didapatkan dalam 21 gram bagian daun kelor segar:
• Protein: 2 gram
• Zat besi: 11% dari rata-rata kebutuhan harian
• Vitamin C: 12% dari rata-rata keperluan harian
• Magnesium: 8% dari rata-rata kebutuhan harian
• Vitamin B6: 19% dari rata-rata kebutuhan harian
• Riboflavin (B2): 11% dari rata-rata keperluan harian
• Vitamin A (dari beta karoten): 9% dari rata-rata keperluan harian
Artikel menawan lainnya:
- • Rutin Konsumsi Daun Kelor, Rasakan Manfaatnya
- • Manfaat Daun Kelor Untuk Kesehatan dan Kecantikan
- • Daun Kelor Ampuh Obati Diabetes, Begini Cara Buatnya
Kelor untuk menanggulangi kolesterol
Dalam ulasannya Bayu Galih Permana menyebut khasiat daun kelor untuk kolesterol yaitu mampu menolong menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan HDL (kadar kolesterol baik) dalam tubuh.
“Kemampuan tersebut tak lepas dari kandungan sterol yang ada dalam Moringa oleifera,” tulis Bayu Galih Permana.
Dalam sebuah studi, terang Bayu Galih Permana, peneliti menawarkan pelengkap dengan variasi antara daun kelor, kari, dan kunyit kepada 130 orang yang memiliki keunggulan berat badan secara acak. Beberapa dari mereka cuma diminta untuk mengonsumsi plasebo saja.
“Setelah mengonsumsinya secara rutin dalam 16 ahad, golongan yang minum tambahan variasi antara daun kelor, kari, serta kunyit mengalami penurunan kadar kolesterol jahat (LDL) dibandingkan kalangan plasebo. Selain itu, kadar kolesterol baik (HDL) diketahui juga mengalami peningkatan,” ungkap dia lebih jauh.
Meskipun begitu, lanjut Bayu Galih Permana, khasiat daun kelor untuk kolesterol mungkin mampu berbeda pada masing-masing orang. Ada baiknya sebelum mengonsumsi daun kelor secara berkala apalagi dulu berkonsultasi dengan dokter.
Artikel menawan lainnya:
- • Khasiat dan Efek Samping Daun Ungu
- • Ini 5 Dari Sederet Manfaat Kencur Bagi Kesehatan
- • Bubuk Daun Kelor Kaprikornus Buruan Pecinta Makanan Sehat
Penyajian daun kelor
Daun kelor mampu disantap dengan beragam cara, mirip diseduh dalam bentuk teh maupun dicampurkan ke dalam kuliner. Selain itu, dapat juga dikonsumsi dalam bentuk abu ekstrak.
Sementara itu, dosis harian untuk mengonsumsi daun kelor bergantung pada beberapa aspek, antara lain usia, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. Hingga ketika ini, belum ada info ilmiah terkait batas konsumsi daun kelor dalam sehari.
“Apabila mempergunakan daun kelor dalam bentuk ekstrak atau pelengkap, tentukan untuk minum sesuai hukum yang tertera di bungkus. Berkonsultasi terlebih dulu sebelum mengonsumsi daun kelor lebih dianjurkan semoga aman dan meminimalisir risiko yang ditimbulkan,” tulisa beliau.
Efek samping
Menurut sejumlah penelitian, ungkap Bayu Galih Permana lebih lanjut, daun kelor yaitu tumbuhan yang kondusif untuk dikonsumsi sehari-hari. Meski begitu, direkomendasikan untuk tidak mencampurkan daun ini dengan obat untuk menanggulangi diabetes atau tekanan darah.
“Hal tersebut semestinya dikesampingkan karena daun kelor mempunyai kesanggupan untuk menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah,” katanya.
Selain itu, sebaiknya tidak mengonsumsi daun kelor saat tengah hamil. Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini dimengerti dapat merangsang kontraksi rahim. Kondisi tersebut berpeluang memajukan risiko Anda mengalami keguguran.
Jika hendak mengonsumsi daun kelor pada periode kehamilan, jangan lupa berkonsultasi apalagi dahulu dengan dokter kandungan. Langkah tersebut berkhasiat untuk mencegah hal-hal jelek yang tidak diharapkan.