Mengenal 5 Kelainan Dalam Kehamilan
SURABAYA, – Semua orang mengharapkan kehamilan terjadi secara sehat dan wajar . Namun demikian, dunia tidak sempurna. Kekurangan dan kelainan bisa saja terjadi di luar keinginankita.
Dilansir HaloDoc dari Women’s Health, ada beberapa aspek yang memajukan risiko ibu mengalami gangguan kehamilan, mirip kesehatan ibu sebelum menjalani kehamilan sampai keadaan kesehatan mental ibu.
Makara, seharusnya ibu hamil menjalani kehamilan dengan senang biar proses kehamilan dapat berjalan sehat dan terhindar dari banyak sekali gangguan kehamilan.
Gejala yang dialami pada kelainan kehamilan tentu berlainan pada tiap individu. Gejala yang timbul ditentukan oleh kondisi kelainan yang dialami. Berikut 5 macam kelainan yang terjadi pada kehamilan sebagaimana dilansir HaloDoc:
1. Plasenta Previa
Plasenta previa yakni keadaan di mana sebagian atau seluruh plasenta menutupi verbal rahim. Kondisi ini umumnya terdeteksi lewat pemeriksaan ultrasonography (USG) pada trimester kedua, adalah dikala usia kehamilan 18-21 minggu.
Dilansir dari American Pregnancy Association, tanda-tanda terutama yakni perdarahan tanpa disertai rasa rakit dan biasanya berlangsung pada 3 bulan terakhir masa kehamilan.
Kelainan ini rentan dialami oleh wanita yang hamil renta (usia lebih dari 35 tahun), kebiasaan merokok, dan mempunyai riwayat kehamilan bayi kembar, riwayat plasenta previa sebelumnya, serta operasi caesar.
2. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik yakni kondisi saat pembuahan sel telur terjadi di luar rahim, umumnya terjadi di salah satu tuba falopi. Kondisi ini bisa dideteksi dengan investigasi fisik, USG, atau tes darah.
Kondisi ini baru diketahui sehabis timbulnya gejala seperti sakit pada perut, nyeri pada tulang panggul, pendarahan ringan dari vagina, mual, dan muntah. Kelainan ini rentan dialami oleh wanita yang mengalami kerusakan tuba falopi, ketidakseimbangan hormon, dan kemajuan ajaib pada sel telur yang tidak dibuahi.
3. Hamil Anggur
Hamil anggur yaitu kehamilan yang gagal. Ini terjadi alasannya adanya kelainan pada proses pertumbuhan sel telur sehabis dibuahi, sehingga janin gagal tumbuh menjadi seorang bayi. Pada hamil anggur, sel-sel telur dan plasenta yang tidak meningkat ini akan membentuk kista yang menyerupai anggur putih.
Kondisi ini terjadi akhir ketidakseimbangan kromosom selama kehamilan. Kelainan ini bisa dideteksi pada trimester pertama kehamilan, tepatnya minggu ke-8 dan ke-9, lewat pemeriksaan darah dan USG.
4. Keguguran
Keguguran adalah keluarnya embrio secara impulsif dari dalam kandungan sebelum usia 20 ahad kehamilan. Sayangnya, penyebab keguguran belum dimengerti secara pasti. Namun, para andal memperkirakan bahwa keguguran mampu disebabkan oleh keabnormalan pada kromosom janin (khususnya pada trimester pertama), ketidakseimbangan hormon, dan abses pada janin.
Dilansir HaloDoc dari National Institute of Child Health and Human Development, bila ibu hamil mengalami perdarahan yang cukup banyak, kontraksi pada area perut bawah, serta keluarnya jaringan dari vagina, segera periksakan kesehatan ibu dan janin pada dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang sempurna. Meskipun begitu, tidak semua perdarahan yang muncul dari vagina dikala kehamilan ialah tanda dari keguguran.
5. Preeklamsia
National Institute of Child Health and Human Development menyebut preeklamsia menjadi komplikasi kehamilan yang berbahaya dan mengembangkan risiko kelahiran prematur hingga masalah maut ibu hamil.
Ada beberapa aspek yang dapat menyebabkan ibu hamil mengalami preeklamsia, seperti menjalani kehamilan pertama, mengalami kondisi preeklamsia di kehamilan sebelumnya, menjalani kehamilan di atas usia 35 tahun, ibu mengalami keadaan obesitas, dan menjalani kehamilan kembar.
Itulah kelainan pada kehamilan yang mampu dialami oleh ibu hamil. Ada banyak cara yang mampu ibu lakukan untuk menghindari banyak sekali kelainan yang mampu dialami selama kehamilan.
Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan, gaya hidup sehat, mirip menghentikan kebiasaan merokok, menghentikan konsumsi alkohol, teladan makan sehat, dan memenuhi kebutuhan nutrisi serta gizi menjadi cara yang mampu dijalankan untuk menghalangi gangguan pada kehamilan.