-->

Menyingkap Fakta-Fakta Sungai Nil Yang Melegenda

SURABAYA, – Sungai Nil ialah satu dari dua sungai terpanjang di Bumi. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan membelah tak kurang dari sembilan negara adalah Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, Sudan Selatan dan pastinya Mesir.


Sungai Nil identik dengan Mesir karena mempunyai sama artinya dalam sejarah bangsa Mesir kuno.


Sungai berkelok yang memiliki latar sejarah yang panjang Mesir kuno itu mempunyai sejumlah fakta menawan yang mungkin belum banyak dimengerti. Berikut sepuluh fakta paling menawan wacana Sungai Nil yang ditulis oleh Theodoros Karasavvas di laman Ancient Origins.


1. Tanpa Sungai Nil, Peradaban Mesir Kuno Mungkin Tidak Pernah Ada


Sungai Nil dianggap selaku sumber kehidupan oleh orang Mesir antik dan memainkan tugas penting dalam sejarah negara dan kekayaan budaya. Sungai juga merupakan faktor yang sangat penting dalam kemajuan sosial ekonomi dan kesuksesan Mesir kuno.


Tanpa Sungai Nil, peradaban besar kuno mungkin tidak akan pernah ada alasannya adalah curah hujan hampir tidak ada di Mesir dan Sungai Nil adalah satu-satunya sumber kelembaban untuk menopang tanaman.


2. Sumber Sungai Nil yang Sebenarnya Masih Tidak Diketahui


Sumber mata air sungai Nil sejauh ini masih menjadi perdebatan. Beberapa orang mungkin mengatkan bahwa sumbernya yaitu Danau Victoria, danau utama Afrika. Orang lain mengatakan Sungai Kagera dan anak sungainya Ruvubu, dengan hulu di Burundi, yaitu sumber sesungguhnya.


Hingga saat ini, sumber Sungai Nil tetap menjadi misteri.


3. Sungai Nil adalah ‘Jalan Raya’


Sungai Nil adalah ‘jalan raya’ yang penting dalam bidang transportasi dan perdagangan lintas negara yang dilaluinya. Hingga kala ke-19, perjalanan darat hampir tidak diketahui di wilayah tersebut. Kapal dan perahu ialah fasilitas utama untuk mengangkut orang dan barang ke seluruh negeri.


4. Sungai Nil, Sang Pemberi Kehidupan


Selain seumber daya air, Sungai Nil menawarkan tanah yang sangat bagus untuk menanam makanan, yang merupakan argumentasi utama mengapa terlalu banyak orang Mesir tinggal di sekitarnya.


Penduduk setempat memakai tombak dan jaring untuk menangkap ikan dan menangkap banyak sekali burung yang terbang akrab permukaan air.


5. Berkontribusi pada Produksi Papirus


Sejarah Mesir kuno banyak dimengerti dari catatan sejarah yang ditulis di atas kertas papirus. Sungai Nil sungguh berperan dalam penyediaan papirus itu. Papirus merupakan media tulis berasal dari alang-alang yang berkembang di tepi sungai.


6. Banjir Sungai Nil


Salju yang mencair dan hujan animo panas yang lebat di Pegunungan Ethiopia mengantarkan pemikiran air yang deras. Peristiwa itu mengakibatkan tepian di Sungai Nil di Mesir meluap di tanah gurun yang datar tersebut. Itu ialah banjir besar setiap tahun.


Alasan mengapa tidak ada banjir kini ini ialah alasannya adalah pembangunan Bendungan Tinggi Aswan pada tahun 1960-an.


7. Luapan Tahunan


Sampai Bendungan Tinggi Aswan dibangun, genangan tahunan Sungai Nil terjadi antara bulan Juni dan September. Musim banjir itu oleh orang Mesir disebut Akhet: genangan.


Masyarakat Mesir antik meyakini insiden tahunan itu selaku kedatangan dewa Hapi setiap tahun. Luapan itu menenteng kesuburan ke tanah mereka. Dewi banjir ialah dewi Mehet-Weret yang mempunyai arti ‘Banjir Besar’.


8. Osiris: Dewa Paling Suci di Sungai Nil


Selain yang kuasa lokal Hapi, tuhan yang paling erat hubungannya secara sejarah dan budaya Sungai Nil yakni Osiris. Dewa Osiris dibunuh oleh saudaranya Seth di tepi sungai dan lalu menjadi raja Dunia Bawah.


Karena argumentasi itu, Sungai Nil juga merupakan bagian penting dari kehidupan spiritual Mesir. Orang Mesir percaya bahwa itu yaitu jalan antara hidup dan mati. Itulah sebabnya semua makam Mesir dibangun di sisi barat Sungai Nil – barat dianggap sebagai daerah akhir hayat sejak ilahi matahari Ra terbenam di barat saban hari.


9. Olahraga Kuno yang Populer di Sungai Nil


Orang Mesir antik mempraktikkan tradisi olahraga sungai yang populer ialah ‘tombak-tombak air’, yakni kontes bertahan di atas baskom yang mengapung di Sungai Nil.


Kesimpulan itu diperoleh pengetahuan terbaru dari mempelajari relief makam Mesir antik.


Relief yang ditemukan itu menggambarkan sejumlah laki-laki yang menaiki semacam baskom besar dengan menjinjing galah untuk mengayuh dan mempertahankan keseimbangan. Masing-masing baskom dan para pemumpangnya kemudian beradu untuk bisa bertahan, tak tercebur ke dalam air.


10. Pennghuni Tertua Sungai Nil


Buaya telah hidup di perairan Sungai Nil selama ribuan tahun dan terganggu dengan kehadiran manusia. Mereka diketahui sering menyerang insan, umumnya orang mencuci busana atau memancing di tepi sungai.


Diperkirakan ada 200 serangan setahun dari buaya Nil di Afrika.


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel