-->

Pegiat Lingkungan Tulungagung Tolak Tentang Penebangan 124 Pohon Sono Keling

TULUNGAGUNG, – Pegiat lingkungan hidup Kabupaten Tulungagung yang tergabung dalam Forum Komunikasi Hijau memprotes tentang penebangan kepada 124 pohon sono keling.


Meski demikian, pegiat lingkungan tersebut juga tidak sepenuhnya menolak tentang itu dan menyarankan pohon yang di tebas adalah yang dalam ketegori tidak layak saja.


“Intinya kami mengunjungi kantor DLH, kami cuma meminta untuk tidak semuanya di tebas, tapi yang telah dalam kategori tidak pantas, mirip mati, mengering, ataupun beresiko roboh,” kata salah seorang pegiat lingkungan Forum Komunikasi Hijau Tulungagung Karsi Nero, (25/1/2021).


Penolakan tersebut dengan pertimbangan aspek pertumbuhan yang lama apabila mesti dilakukan penebangan dan reboisasi total.


“Karena proses menanam dan merawatnya juga membutuhkan waktu yang sungguh usang, sekitar 40 sampai 50 tahun, jadi jangan di tebang semuanya. Sangat sayang jika ditebang seluruhnya, contohnya seperti yang ada di pinggir gini, berupaya reboisasi lereng gunung memerlukan waktu dan proses yang lama,” paparnya.


Menanggapi argumentasi aspek keamanan dan pencurian yang selema ini terjadi, pihaknya beropini seharunya pihak terkait dari Pemkab maupun kepolisian harusnya sudah melaksanakan perlindungan.


“Kalau soal keamanan, ada polisi, Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup sendiri, dan pihak yang lain seperti Desa bahkan juga nemiliki hak untuk melakukan pengawasan,” terang Karsi.


Pihaknya berharap Pemkab tidak sepenuhnya akan melakukan penebangan. Secara teknis dalam tata lingkungan, sebab pohon-pohon tersebut juga dapat memperlihatkan oksigen.


“Pohon ini kan keuntungannya banyak, oksigen, pengaman bahu jalan, dan lain-lain. Karena memang eksistensi pohon di pinggir jalan memerlukan pohon untuk mengurai polusi,” pungkasnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel