Perihal Sri Rama Dalam Cerita Ramayana, Apakah Tokoh Sejarah Yang Faktual?
SURABAYA, – Sri Rama, salah satu tokoh utama dari teks Hindu Ramayana yang dihormati di India dan seluruh dunia. Banyak sejarawan meragukan bahwa Rama adalah orang yang bekerjsama, tetapi, banyak umat Hindu yakin bahwa dia ialah tokoh sejarah yang aktual.
Masyarakat yang mempercayai Rama selaku figur faktual berpendapat bahwa ada cukup bukti tidak langsung untuk menawarkan bahwa legenda wacana Rama, walaupun ditulis dengan cara yang fantastis, sungguh mungkin didasarkan pada cerita faktual.
Tidak semua legenda kuno murni mitos
Penemuan arkeologi dan sejarah gres-gres ini menunjukkan bahwa teks-teks tertentu yang sebelumnya dianggap tidak dapat dipercaya oleh beberapa jago mempunyai dasar sejarah yang nyata.
Contoh dari teks-teks ini ialah Iliad, yang secara akurat menggambarkan faktor geografi daerah sekitar kota kuno Troy selama Zaman Perunggu Akhir atau Zaman Besi Awal. Teks-teks agama mirip Bibel juga sedang dievaluasi ulang alasannya adalah mengandung deskripsi yang akurat secara historis ihwal lokal, adab istiadat, dan tokoh sejarah yang ada pada ketika itu.
Kisah Sri Rama
Di Ramayana, Rama lahir dikala Dewa Wisnu timbul di hadapan ayahnya Dasharatha, raja Koshala, setelah Dewa mengantarWisnu ke dunia untuk memperoleh cara mengalahkan raja iblis, Rahwana.
Wisnu memberi raja sepanci nektar. Dasharatha memberikan setengahnya terhadap istrinya. Ketika ia hamil setelah meminum nektar, anak yang dia lahirkan sebagian yaitu yang kuasa.
Saudara laki-laki Rama Laksmana dan pelayannya yang setia, Hanuman, melakukan sejumlah petualangan, untuk membunuh si setan. Akhirnya, Rama berjumpa dengan raja Janaka dari Videha yang menerimanya sebagai tamu.
Sementara di sana, Rama berjumpa dengan putri manis raja, Sita (Shinta), yang berjanji akan menikahi pria mana pun yang mampu menekuk busur legendaris yang dulunya milik yang kuasa Siwa. Rama, yang jatuh cinta dengan Sita dan bertekad untuk mengungguli sayembara dan menikai Sita. Dia pun mengambil busur dan mematahkannya menjadi dua.
Ketika tiba saatnya bagi Rama untuk naik tahta selaku raja di Ayodhya, ibu kota kerajaan Koshala, ia menemui persoalan. Manthara, pelayan bungkuk dari ibu almarhum Rama, menjadi cemburu padanya dan menciptakan ibu tirinya, Kaikeyi, menentangnya.
Kaikeyi meyakinkan Raja Dasharatha untuk menempatkan Bharata, putranya, di atas takhta dan Rama dikirim ke pengasingan selama empat belas tahun.
Pada tamat empat belas tahun, Bharata, yang percaya bahwa tidak adil apa yang terjadi pada Rama, dengan rela turun tahta dan membolehkan Rama naik takhta. Setelah ini Rama akibatnya membunuh raja iblis Rahwana, penguasa Lanka, dikarenakan telah menculik istri Rama, Shinta.
Banyak kawasan dalam dongeng Ramayana yang terbukti ada
Rama dianggap selaku acuan kesucian karena pengabdian dan kesetiaannya kepada istrinya Sita. Dia adalah ilahi yang terkait dengan kebajikan dalam agama Hindu. Ada beberapa kuil populer yang didedikasikan untuknya di seluruh India dan setidaknya tiga puluh lokasi yang terkait dengan Rama di Sri Lanka.
Banyak kawasan yang disebutkan dalam Ramayana yang terkait dengan atau dikunjungi oleh Rama yang dikenali ada, seperti Ayodhya. Karena itu, juga sebab imbas luas dan mendalam yang dimiliki Rama kepada pemikiran Hindu dan Budha di India, telah meyakinkan banyak orang bahwa Rama, -setidaknya sebagian- didasarkan pada tokoh sejarah.
Apakah Rama yakni tokoh sejarah yang faktual?
Mungkinkah Rama ialah tokoh sejarah atau paling tidak menurut tokoh sejarah? Kebanyakan sejarawan mewaspadai bahwa ada cukup bukti untuk menyampaikan bahwa dia ada.
Benar bahwa tidak banyak bukti pribadi keberadaan Rama kecuali Ramayana itu sendiri, dan teks-teks antik lain yang merujuk padanya. Namun ini tidak bermakna dia tidak ada, sebab kita juga hanya mempunyai bukti tekstual perihal keberadaan tokoh-tokoh seperti Socrates, Yesus, dan Konfusius, dan eksistensi mereka tidak disangsikan oleh sebagian besar sejarawan.
Namun ada satu persoalan dengan perbandingan ini. Tokoh agama seperti Yesus, Muhammad, dan Siddhartha Gautama (Buddha atau “Yang Tercerahkan”) seluruhnya terutama guru. Yesus tentu saja dianggap lebih dari sekedar guru akhlak dalam tradisi Kristen, tetapi dalam istilah sejarah mudah, dia ialah seorang guru.
Guru budpekerti dan agama biasanya tidak mempunyai nama yang tertulis di koin atau monumen, setidaknya hingga agama mereka menjadi agama negara dari suatu kerajaan atau pemerintahan besar yang lain, dan umumnya diingat sebagian besar lewat goresan pena murid-murid mereka.
Rama di segi lain ialah seorang raja yang hendak membuat prasasti monumental yang mau menampilkan namanya atau semacam simbol atau gambar yang mewakilinya. Mungkin saja Rama bekerjsama yakni seorang kepala suku prasejarah yang hidup sebelum arsitektur monumental menjadi lazim di India, namun untuk kini ini hanya spekulasi.
Kurangnya monumen dan koin yang merujuk pada Rama tidak serta-merta membuatnya menjadi mitos sepenuhnya. Ini hanya menjadikannya lebih menantang untuk menjelaskan kurangnya struktur monumental atau koin yang menyandang namanya jika dia yaitu raja yang penting. Mungkin juga para arkeolog belum memperoleh prasasti semacam itu.
Dalam perkara Bibel, banyak ahli meragukan kesejarahan Raja Daud sampai didapatkan prasasti Tel Dan yang merujuk pada dinasti Raja Daud yang memberikan bahwa Daud setidaknya pernah ada sebagai raja atau kepala suku Israel.
Selain itu, banyak lokasi yang disebutkan dalam Ramayana sudah didapatkan seperti situs-situs Bibel mirip Jericho dan situs Klasik seperti kota Troy.
Keberadaan kawasan-tempat yang dikunjungi oleh Rama dalam Ramayana tidak serta merta pertanda bahwa Rama yakni historis atau menurut pada tokoh sejarah, namun hal tersebut memberikan doktrin pada gagasan tersebut karena teks-teks antik yang lain telah secara historis divalidasi dengan cara yang sama. Untuk dikala ini, buktinya tidak meyakinkan.