-->

Puncak Isu Terkini Hujan Di Mojokerto Diprediksi Februari, Bpbd : Kini Gres Pemanasan!

MOJOKERTO, – Puncak demam isu hujan yang melanda sebagian besar daerah Indonesia, tergolong Mojokerto, diprediksi akan terjadi pada Februari sampai Maret 2021 mendatang.


Hal itu dikatakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Ahmad Zaini dikonfirmasi di Kantornya, Jalan Raya Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto, Rabu (20/01/2021).


Dikatakannya, hujan yang mengguyur wilayah Mojokerto pada Januari 2021 masih pemanasan. Kendati demikian, curah hujan dengan intensitias tinggi membuat beberapa titik di Kabupaten Mojokerto banjir. Seperti di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko selam dua pekan.


“Desember-Januari ini masih gres mulai atau pemanasan. Pertanyaannya, pemanasannya saja sudah mirip itu, mampukah Tempuran menahan gempuran cuaca yang ekstrem ? Ditambah lagi sarana-prasarana yang belum final,” katanya.


Menurut Zaini, landasan prakiraan BMKG puncak hujan diprediksikan akan terjadi pada bulan Februari hingga Maret 2021 mendatang. Penambahan curah hujan meraih 40 persen.


“Yang wajar bisa mirip yang kemarin, apalagi nanti. Hujan dengan durasi lebat, otomatis geometrologi bencananya, antara lain, banjir, longsor , dan angin puting beliung. Harapan kita jangan turun mirip itu, namun diramalkan akan besar,” paparnya.


Oleh sebab itu, Zaini menghimbau masyarakat untuk memajukan kewaspadaan kepada tragedi yang mungkin akan terjadi dengan cara melihat himbauan BPBD serta prakira cuaca dari BMKG dan mengamati gejala akan terjadi bencana.


Adapun tanda-tandanya tragedi antara lain, hujan sudah 3 hingga 4 jam berturut-turut, air sungai dan sumur keruh berwarna coklat.


“Itu menunjukan akan terjadi longsor. Masyarakat segera mencari daerah yang kondusif,” tandasnya.


Di Kabupaten Mojokerto ada acara desa tangguh tragedi, puskesmas handal tragedi, wanita tanggug bencana, rumah sakit handal peristiwa, tempat ibadah tangguh bencana, dan yang terakhir keluarga tangguh peristiwa.


“Saya meminta itu diaktifkan kembali. Kita berharap yang mampu menyelamatkan mereka pertama kali pada dikala ada peristiwa yaitu diri mereka sendiri, bukanlah petugas. Petugas nanti yang mengevakuasi kan mirip itu,” ujar Zaini.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel