Ra Kartini Di Mata Kades Cantik Dan Termuda Di Mojokerto
MOJOKERTO, – Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Raden Ajeng (RA) Kartini untuk mengabadikan perjuangannya dalam membela hak-hak perempuan pada kala kolonial.
Berkat usaha Kartini, kaum permpuan menjadi mampu berdiri diatas kaki sendiri dan menerima kesejajaran hak dengan kaum laki-laki. Eksistensi Kartini layak jadi pola dalam mendobrak budaya yang membelenggu.
Kartini yakni panutan sekaligus wangsit bagi perempuan Indonesia.
Maka tak aneh, jikalau seorang Kepala Desa perempuan di Kecamatan Trowulan sangat gandrung dengan murid ulama besar nusantara, Kiai Sholeh Darat Semarang tersebut. Kartini menjadi sebuah ‘sekolah’ baginya.
Adalah Yunita Dwi Ratnasari, Kepala Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang mengaku sangat terinspirasi dengan jejak Kartini.
Perempuan usia 29 tahun yang masih lajang itu, tercatat selaku Kepala Desa termuda se-Kabupaten Mojokerto. Prestasi itu beliau akui sebagai buah apa yang dipelajari dari usaha Kartini.
Menurutnya, membaca sosok Kartini mesti mampu menerjemahkan dalam konteks ruang dan waktu terkini. Pengabdian pada saat ini tidak mampu disamakan praktik puluhan tahun kemudian. Wanita dikala ini tidak cukup cuma mampu membaca dan menulis saja sebagaimana yang diperjuangkan Kartini waktu itu.
“Wanita harus bisa berkontribusi positif terutama sekarang yang ada kaitannya dengan ekonomi. Apalagi mirip kini, kita berada di tengah pandemi,” ungkap gadis kelahiran Jember ini di kantornya, Rabu (21/04/2021).
Yunita menuturkan, peran perempuan sangat dibutuhkan untuk kenaikan ekonomi di desa dan kehidupan sehari-hari. Sebagai Kepala Desa dia selalu menanamkan terhadap ibu-ibu di Desa Bicak untuk meneruskan perjuangan RA Kartini sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
“Kami mengimbau seluruh ibu-ibu yang ada di desa, terutama kader PKK, untuk terus meningkat perekonomian mandiri, utamanya untuk ketahanan pangan,” tuturnya.
Tahun 2021 ini, Yunita Dwi Ratnasari menggalakkan program kesetaraan pangan lestari di Desa Bicak. Dirinya berharap ibu-ibu di desa tersebut beserta keluarganya mampu secara mampu berdiri diatas kaki sendiri menyanggupi kebutuhannya masing-masing.
Dia menjelaskan, belajar terhadap Kartini tidak usah ribet. Menurutnya, ibu-ibu yang berprilaku sebagai istri yang bagus itu ialah bentuk representasi dari sosok seorang RA Kartini. Intinya, jadi wanita handal dalam segala suasana.