-->

Ribuan Korban Banjir Jombang Bertahan Mengungsi Di Tanggul Brantas, Ini Alasanya

JOMBANG, – Hampir seribu warga Desa/Kecamatam Bandar Kedungmulyo, Jombang, bertahan tinggal di bantaran sungai Brantas balasan rumah mereka kebanjiran, Senin (8/2/2021).


Banjir itu terjadi semenjak lima hari lalu akhir jebolnya beberapa titik tanggul sungai Brawijaya dan Besuk, pada Kamis, 4 Februari 2021 lalu.


Menurut petugas BPBD Jombang, Pepy, warga lebih memilih mengungsi di bantaran sungai karena lokasinya berdekatan dari rumah mereka. Sebab, sebagian dari para pengungsi memilik hewan ternak yang harus mereka jaga dan selamatkan dari banjir.


Sedangkan lokasi pengungsian yang disediakan oleh petugas, cukup jauh dari rumah penduduk.


“Warga sudah kami tawarkan pindah ke lokal pengungsian yang kami sediakan tetapi kenyataannya mereka lebih memilih tinggal di di bantaran sungai Brantas karena mereka berat dengan rumah binatang ternaknya kalau ditinggal mengungsi jauh,” ujarnya.


Pepy menjelaskan, warga yang tinggal di bataran sungai Brantas itu berasal dari tiga dusun, diantaranya Dusun Kedungasem, Bandar Kedungmulyo dan Dusun Kedung Gabus. Mereka tinggal disana dengan mendirikan tenda dari terpal bantuan dari BPBD yang disalurkan lewat masing-masing desa.


“Jadi warga tinggal disana semenjak tanggul di Kalipuro jebol empat hari lalu, mereka pribadi naik tanggul, ada sekitar 923 jiwa catatan kami, kami sudah salurkan terpal dan selimut ke desa alasannya adalah desa yang tahu data validnya berapa jumlah keluarga atau korban,” terangnya.


Sejauh ini, warga yang mendirikan tenda di bantaran sungai Brantas membentang hingga sepanjang 500 meter. Selain terpal dan selimut, petugas hari ini menyalurkan pinjaman air higienis ke lokasi.


“Tenda nggak mungkin kami dirikan alasannya ukuran yang kami punya besar, tidak cukup tempatnya, bila pun mampu kami minta santunan dari provinsi namun cuma 5 sampai 7 tenda, sedangkan panjangnya pengungsi 500 meter, toilet pun tidak berani kami pasang alasannya tanahnya labil, jalanya kecil,” ujarnya.


Seperti diberitakan, banjir terjadi sejak Kamis, tanggal 4 Februari lalu balasan jebolnya tanggul sungai Afvour Brawijaya dan Afvour Besuk. Ada lima titik tanggul yang dilaporkan jebol. Akibatnya, sebanyak enam desa terdampak, ribuan rumah masyarakatterendam. Diantaranya Desa Gondangmanis, Pucangsimo, Banjarsari, Brangkal, Brodot dan Desa Bandar Kedungmulyo.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel