Ribuan Sembako Derma Covid-19 Di Gudang Liposos Jember Rusak
JEMBER, -Ribuan sembako santunan untuk masyarakat terdampak pandemi Covid-19 rusak dan tidak pantas disantap. Ribuan sembako itu terdiri dari beras, gula dan minyak goreng.
Hal itu terungkap ketika Pansus Covid-19 DPRD Jember melakukan inspeksi secara tiba-tiba (sidak) di Gudang Gedung Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Jalan Tawes, Kecamatan Kaliwates, selasa (29/12/2020).
Ribuan sembako itu memakai budget APBD Jember semestinya untuk masyarakat yang memerlukan sumbangan di tengah krisis Covid-19.
“Dari sidak yang kami lakukan di liposos ini didapatkan ribuan sembako tersimpan dan tidak tersalurkan ke penduduk . Jumlahnya ribuan kilogram, berisikan gula, beras, dan minyak goreng,” kata Wakil Ketua Pansus Covid-19 Agusta Jaka Purwana Selasa (29/12/2020).
Kerusakan ribuan sembako itu, kata Agusta, mungkin alasannya adalah lama menumpuk di gudang. Kemasan minyak goreng sobek dan minyaknya tercecer.
“Kemudian gulanya sudah tidak pantas konsumsi, juga berasnya kemasannya rusak. Tapi jika beras mungkin masih bisa dikemas lagi sehabis dipoles. Untuk jumlahnya gula ratusan kilogram,” katanya.
Agusta menjelaskan, ribuan bungkus sembako itu adalah sisa dukungan dari kecamatan yang disimpan di Gudang Liposos. “Selain yang kami ketahui, juga ada yang tersimpan di Pendopo (Wahyawibawagraha),” kata legislator dari Partai Demokrat ini.
Terkait menumpuknya ribuan sembako dan tidak tersalurkan ke masyarakat, Agusta menerka karena penduduk telah banyak menerima pinjaman dari pemerintah sentra dan provinsi. “Jadi tersimpan di sini. Tapi tidak kemudian segera disalurkan,” tukasnya.
Agusta menerangkan, dari keterangan pihak Liposos. Ribuan sembako itu diantarke gudang lokal semenjak Juli kemudian.
Sembako tersebut ialah perlindungan yang berasal dari APBD Jember. “Inikan dzolim (sembako ini) dibeli dari duit rakyat, ” tegasnya.
Agusta juga menerka, terkait penumpukan ribuan sembako itu yang berasal merupakan pengembalian dari kecamatan dan tersimpan di gudang, terjadi ada beberapa data ganda.
“Sisanya di kecamatan ditarik ke Liposos. Saya tanya Kenapa tidak disalurkan kan eman, ribuan kilo gula loh itu, minyak gorengnya, dan ratusan beras,” sebutnya.
Pihak petugas Liposos, kata Agusta, mengaku telah pernah berkirim surat pada ketua Satgas Covid-19. Agar ribuan sembako itu disalurkan ketika kegiatan TNI bagi-bagi sembako.
“Tapi tidak mampu tanggapankatanya, dan tetap dibiarkan begitu saja. Temuan ini gres di gudang Liposos. Nanti belum tahu juga bagaimana dengan yang di pendopo,” ujarnya.
Kondisi itu disesalkan Agusta, alasannya adalah tidak adanya perbaikan data terkait penerima bantuan Covid-19. “Ya ini risikonya, tunjangan sembako tidak tersalurkan dengan baik sampai rusak,” ucapnya.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Liposos Rony Effendi mengatakan, jumlah gula yang rusak meraih sekitar 1.400 kilogram. “Yang rusak hanya gula. Kalau minyak tumpah-tumpah,” ujar Rony.
“Untuk beras ada ratusan kilogram, dan mungkin nanti kembali bisa dikonsumsi dengan dipoles. Tapi jika gula tidak mampu sudah,” ujarnya.
Terkait keadaan itu, lanjutnya, Liposos telah memberikan laporan secara tertulis ke Satgas Percepatan Penanganan Covid-19.
“Sudah saya sampaikan (dilema sembako di gudang), namun tidak ada jawaban. Untuk kebijakan lanjutan, ya daerahnya Tim Satgas Covid-19 yang nanti mampu menerangkan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, DPRD Jember membentuk Pansus Covid-19, untuk mengungkap dan menilik sejauh mana penanganan pengaruh dari Pandemi Virus Corona di Kabupaten Jember ini.
Pasalnya dengan anggaran Rp 479 miliar, dinilai kurang efektif acuan kerja yang dijalankan Tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19. Padahal budget penanganan Covid-19 Kabupaten Jember. Terbesar kedua untuk setingkat Kabupaten/Kota di Indonesia.