Sunaryo Tgr Kediri
Sunaryo TGR Kediri
Take Over Sakawuni Rp 10 Juta
Semarak kegemaran derkuku dan makin padatnya jadwal kontes berimbas pada meningkatkan perburuan burung lapangan. Tidak dapat disangkal bahwa saat ini beberapa dekoemania lagi getol mencari burung untuk dijadikan amunisi. Banyak cara yang dilaksanakan untuk mendapatkan burung kelas lomba incarannya, baik mencari langsung ke peternak ang dinilai sering kali mencetak burung handal, mencari ditempat latihan atau pun membidik dikala acara kontes.
Alasan demi alasan yang diseleksi oleh dekoemania dalam mendapatkan burung kelas kontes memang menjadi hal yang masuk akal. Mengingat mereka memiliki pertimbangan yang matang sebelum memutuskan. Sunaryo, dekoemania Wates Kediri contohnya, mempunyai alasan besar lengan berkuasa ketika menentukan Sakawuni derkuku untuk menjadi miliknya. Derkuku bergelang B2W ini mulanya yakni milik H.Loekman Surabaya.
Namun kini resmi menjadi miliknya. “Saya telah menggantikan kepemilikan Sakawuni setelah lomba TGR Cup Wates Kediri beberapa Minggu lalu,” terperinci Sunaryo. Nilai transaksi yang disepakati oleh keduanya ialah sebesar Rp 10 juta. Menurut Sunaryo, burung ini bantu-membantu telah lama beliau pantau, keputusan untuk mempunyai Sakawuni kian bulat dan tidak butuhragu lagi untuk menunda setelah pada gelaran TGR Cup Kediri, Sakawuni bisa mempersembahkan juara pertama di Kelas Pemula.
Tanpa usulanlagi, Sunaryo eksklusif mengutarakan maksud dan tujuan untuk mempunyai Sakawuni. Begitu juga dengan H.Loekman, tanpa pertimbangan terlampau banyak, dirinya pribadi mengiyakan apa yang menjadi harapan Sunaryo. Gayung bersambut, sejak saat itulah Sakawuni resmi menjadi milik Sunaryo. Apa bekerjsama yang menjadi pertimbangan Sunaryo untuk mempunyai Sakawuni.
Alasan pertama adalah bahwa saat ini dirinya butuh amunisi untuk memperkuat ahli-mahir yang sudah ada. “Ya, hitung-hitung tambah amunisi yang lebih pasti dan terperinci, sehingga mampu membuat aku semangat untuk terus eksis di arena kontes. Setidaknya saat aku mengorbitkan Sakawuni ada pujian yang didapat,” papar pemilik Arumania BF Wates Kediri. Alasan lain ialah prestasi yang dibukukan Sakawuni selalu menciptakan bangga.
Dari informasi yang didengar bahwa Sakawuni sesungguhnya yaitu burung dengan kualifikasi kelas Yunior. “Kata beberapa teman-sobat juri bahwa Sakawuni bahwasanya mampu diturunkan di Kelas Yunior,” lanjut Sunaryo. Sehingga nantinya tidak menutup kemungkinan burung ini akan diikutkan dalam lomba di kelas yang lebih tinggi yaitu Kelas Yunior.
Bahkan isu yang pernah diterima bahwa Sakawuni dalam tarung yang pernah dilakoninya dalam kontes di Jakarta sementara waktu lalu, sempat menerima penilaian dengan angka anggun ialah bendera enam warna. Itu artinya bahwa mutu Sakawuni sesungguhnya bisa lebih elok bila sungguh-sungguh dimaksimalkan. Kenyataan inilah yang menciptakan Sunaryo mengaku tidak sangsi dan ragu untuk memilikinya.
“Saya kira tinggal mengoptimalkan performanya saja agar prestasi Sakawuni bisa lebih baik dan bertahan selaku burung kelas lomba,” lanjutnya. Pasca pindahnya Sakawuni dari H.Loekman terhadap dirinya, Sunaryo mengaku lebih siap dan semangat menghadapi gelaran kontes tingkat nasional. “Mudah-mudahan saya mampu mengorbitkan Sakawuni selaku burung berprestasi dan mampu mempertahankan prestasi tersebut,” kata Sunaryo lagi.