Terkikis Arus, Kondisi Jembatan Surodinawan Kota Mojokerto Mencemaskan
MOJOKERTO, -Jembatan di Jalan KH Ustman, Surodinawan, Kota Mojokerto dalam keadaan mengkhawatirkan balasan terkikis arus sungai yang deras dalam seminggu terakhir.
Melihat kondisi jembatan yang merupakan perbatasan Wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto mirip itu, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Polres Mojokerto akan melakukan pembatasan arus kemudian lintas, terutaman untuk keandaraan berat dihentikan mekintas.
Peraturan tesebut berdasarkan hasil diskusi Forum Komunikasi Lalu Lintas Kabupaten-Kota Mojokerto terkait pengalihan dan pembatasan arus kemudian lintas, yang terdiri dari Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota Mojokerto, Satlantas Polres/Polresta Mojokerto dan Dinas PUPRPRKP Kota Mojokerto.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Mojokerto, Endri Agus Subiyanto menyampaikan, pembatasan dan pengalihan arus dijalankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan bagi pengguna jalan.
“Besok kita akan pasang rambu-rambu, supaya pengguna jalan tau bahwa kondisi jembatan ini tidak dilintasi mobil angkutan berat,” ungkapnya, Jumat (19/2/2021).
Pada Kesempatang yang serupa, Kasatlantas Polresta Mojokerto AKP Fitria Wijayanti menjelaskan, sebelum dikerjakan pembatasan, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan sosialisasi terhadap para pengguna jalan terkait rambu rambu gres yang mau di pasang Oleh Dishub Kota Mojokerto.
“Sosialisasi akan kita lakukan selama 1 ahad kedepan yang mana kita akan mensiagakan petugas di jembatan murukan,” paparnya.
Lebih lanjut, Fitria menyampaikan, yang akan dialihkan arusnya nanti untuk kendaraan roda empat dan transportasi barang. Sedangkan untuk kendaraan beroda empat eksklusif dan roda dua akan tetap mampu melintas.
“Akan berlaku mulai hari Senin, 22 Februari 2021. Apabila telah dilaksanakan sosialisasi masih di dapatkan pelanggaran kita akan terapkan sanksi tilang bagi pengguna jalan,” tandasnya.
Sementara itu, Kelapa Dinas PUPRPRKP Mashudi menambahkan terkait dengan terkikisnya tanah dibawah jembatan Surodinawan, Untuk sementara waktu pihaknya menunjukkan kantong berisi pasir dan gedeg bambu untuk menahan gerusan air.
“Kita bukin tanggul darurat sementara dengan sak berisi pasir, dan kota telah beroordinasi dengan BBWS Provinsi Jawa Timur untuk di tindak lanjuti,” imbuhnya.