Budidaya Burung: Makna Membat Dan Higienis Angkatan Perkutut
Membat , dalam konteks bunyi , irama atau nada , setara dengan mendayu-dayu atau elastis. Suara angkatan perkutut juga begitu. Kriteria bunyi angkatan perkutut , selain mesti panjang seumpama yang sudah dikupas , mesti membat dan bersih.
Atau , apabila dicermati (bhs Jawa: dimat) , terdengar mendayu-dayu , terdengar lentur , lembut dan menjamah frasa romantisme. Meminjam apresiasi puisi barangkali kata membat yang terkandung dalam angkatan perkutut yakni ritmis.
“Kalau digambar dengan garis , seumpama setengah parabola namun cekungannya agak dangkal ,” ujar M. Yadi , juri perkutut dari Yogyakarta , Kamis (26/11). Diakui , sukar memang untuk menyeleksi tolok ukur membat dalam angkatan perkutut. Sebab , ini bermitra erat dengan rasa. Terlebih bagi pemula.
Dampaknya , sering kali terjadi salah pilih. Sebab , ada bunyi angkatan perkutut yang sepintas terdengar membat , namun apabila dicermati gotong royong masuk dalam tolok ukur “nelek” (gemetar seumpama membrane tersentuh angin).
Jalan terbaik , nasehat M Yadi , serahkan pada ahlinya. Artinya , apabila pemula belum paham benar membedakan bunyi angkatan perkutut , ada baiknya minta tolong didampingi pakar , apabila ingin mandapatkan perkutut unggulan.
Pasalnya , bunyi angkatan perkutut sungguh besar lengan berkuasa pada nilai irama dan dasar suara. Banyak perkutut unggulan yang tidak dapat mengatakan di konkurs , karena bunyi angkatannya hancur. Padahal , nilai bunyi tengah (ketek) , ujung (tengkung) , irama dan dasar suaranya bagus.”Kalau terjadi begini kan ngeman (sayang ,red) ,” lanjut M Yadi.
Pengamatan di lapangan , Misteri Bahari (nama burung jawara milik John Suwandi Cirebon) , bisa bertahan di urutan teratas LPI (Liga Perkutut Indonesia) dalam empat tahun berturut-turut di paro tahun 90-an karena memiliki bunyi angkatan sumpurna. Yakni , selain panjang , bunyi angkatan Misteri Bahari juga membat dan bersih.
Kriteria lain yang mesti terkandung dalam bunyi angkatan perkutut kampiun yakni bersih. Bersih dalam bunyi angkatan perkutut , bermakna tidak mengandung elemen ‘er’ atau ‘ek’. Sebab konsonan ‘er’ dan ‘ek’ dalam apresiasi seni bunyi perkutut tergolong konsonan kotor. “Kalau membedakan elemen bunyi kotor , praktiknya memang agak praktis ,” terperinci Yadi.
Terbaik yakni , apabila bunyi angkatan perkutut itu mengandung elemen sengau (ngeng). Contohnya klaaangggggg , atau weeeennnggggg , atau klaoooongnngng , waaaeengngngng , atau haaeengngng.
Sejumlah juri perkuktut , di saat dikonfirmasi menyampaikan , pendekatan nilai angkatan perkutut dengan tolok ukur panjang , membat dan higienis ini umumnya dinilai dengan angka tepat atau (9).
Setelah masuk pada apresiasi bunyi angkatan , selanjutnya yang tidak kalah penting yakni mencermati bunyi tengah atau ketek. Bagaimana tolok ukur bunyi tengah perkutut berkualitas? (bersambung). andi casiyem sudin