-->

7 Jenis Burung Kakak Tua Yang Hidup Di Indonesia

Burung ini juga ialah salah satu spesies burung yang punya tingkat kecerdasan yang cukup tinggi. Sehingga burung ini kerap digunakan dalam banyak sekali macam acara hiburan di kebun binatang ataupun di daerah-kawasan yang yang lain. Kakatua tergolong jenis burung yang eksotis, yakni dengan kecerdasan yang tinggi, jadi mampu dilatih melaksanakan aneka macam macam atraksi serta berinteraksi dengan pemelihara atau anggota keluarganya.



Habitat Burung Kakak Tua


Habitat dan juga kebiasaan burung Kakaktua menghuni hutan primer dan juga hutan sekunder yang tinggi dan berada di tepi hutan. Jenis burung ini juga menempati hutan monsun yang berada di Nusa Tenggara. Senang berada di hutan yang tinggi bersemak, semak yang jarang ditumbuhi pohon dan lahan budidaya yang juga jarang ditumbuhi pohon.


Meskipun terlihat melayang di atas kanopi namun pada umumnya melayang pada bagian bawah batas kanopi. Burung ini mencari masakan dengan hening di kanopi serta lapisan tengah kanopi.


Jenis-Jenis Burung Kakak Tua di Indonesia


Ada sekitar 21 jenis kakak tua yang ada di dunia, tujuh diantara spesies tersebut dapat kamu dapatkan di Indonesia. Berikut tujuh jenis Burung Kaka Tua di Indonesia.


1. Burung Kakatua Raja Hitam


Kakak Tua Raja


Apabila umumnya kau cuma menjumpai kakatua berwarna putih, nah jenis yang satu ini mempunyai bulu berwarna hitam di seluruh tubuhnya. Mulai dari jambul, bulu, lingkar mata, sampai ekornya pun berwarna hitam. Yang tidak berwarna hitam ialah warna pipinya yang merah. Lidahnya berwana merah dengan memiliki bagian hitam pada ujungnya.


Kamu tahu tidak kalau pipi binatang yang cantik ini mampu berubah sesuai situasi hatinya? Apabila sedang stres berat, warnanya akan berkembang menjadi merah muda atau krem. Sedangkan jikalau sedang bahagia, warna tersebut akan berubah menjadi kuning.


Kakatua raja adalah burung orisinil dari Indonesia yang ialah hewan endemik di Papua, tapi ia juga bisa ditemukan di Kepulauan Aru dan Kepulauan Raja Ampat. Ia umumtinggal di kawasan hutan hujan tropis dataran rendah dan daerah tepi hutan.


Hewan yang memiliki nama ilmiah Probosciger atterimus ini berukuran paling besar di antara jenis-jenis lain. Saat dewasa, panjangnya bahkan mampu mencapai hingga lebih dari 60 cm. Sesuai dengan ukurannya yang besar, paruhnya pun juga memiliki ukuran yang panjang dan besar, unggas satu ini termasuk burung dinural yang biasa melakukan aktifitasnya pada siang hari. Ia bukan termasuk hewan yang hidup berkelompok alasannya adalah terbiasa hidup sendirian, atau kalau berkelompok biasanya hanya terdiri dari golongan kecil.


Makanan utama unggas ini ialah biji-bijian yang berskala besar dan juga keras. Selain itu, beliau juga suka makan buah-buahan dan tunas daun. Burung ini termasuk salah satu satwa yang dilindungi pemerintah. Hal tersebut dikarenakan satwa ini banyak dikejar secara ilegal sehingga jumlahnya kian menyusut.


2. Burung Kakatua Maluku


Kakak tua Maluku


Kakatua maluku ialah satu dari jenis-jenis burung kakatua yang cuma didapatkan di Pulau Seram, Maluku bab selatan. Karena hal tersebut juga, beliau disebut dengan abang renta seram. Ia mampu berkembang hingga 52 cm dan dapat hidup hingga 70 tahun.


Ciri-ciri dari unggas yang berjulukan ilmiah Cacatua moluccensis ini memiliki bulu berwarna putih yang tebal dengan jambul merah muda. Ia juga memiliki paruh yang sungguh besar lengan berkuasa. Ia mampu menggunakan paruhnya tersebut untuk memecahkan batok kelapa yang keras.


3. Burung Kakatua Putih


Kakak Tua Putih


Berkebalikan dengan kakatua raja yang mempunyai warna hitam di seluruh tubuhnya, unggas yang memiliki nama ilmiah Cacatua alba ini seluruh tubuhnya di dominasi warna putih. Ia dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, seperti Pulau Halmahera, Ternate, dan Tidore.


Jenis ini memiliki ukuran badan sekitar 45 cm. Nah, yang membedakannya dengan jenis yang lain ialah warna bulunya yang putih tanpa ada corak apapun.


Bentuk jambulnya dikala tegak mirip kipas. Maka dari itu, beliau juga disebut selaku kakatua kipas. Selain itu, beliau juga memiliki paruh berwarna abu-debu.


Kakatua putih jantan dan betina pun mampu dibedakan. Cacatua alba jantan umumnya mempunyai kepala yang lebih lebar dan paruh yang lebih besar. Sedangkan yang betina memiliki ukuran yang lebih besar dari yang jantan.


Jenis ini diperkirakan mampu hidup selama 50 tahun. Tetapi tidak menutup kemungkinan mereka tidak mampu hidup usang alasannya adalah aspek predator di alam liar.


Habitat burung yang satu ini biasa didapatkan di hutan hujan tropis. Seperti jenis-jenis burung kakak renta lainnya, masakan utamanya adalah biji-bijian, buah, dan kacang-kacangan. Di habitat aslinya, ia seringkali dianggap hama alasannya suka memakan hasil pertanian para petani.


Selain alasannya adalah dijadikan hewan peliharaan, itulah salah satu argumentasi mengapa dia banyak diburu. Perburuan tersebut menyebabkan populasinya menurun dengan sungguh cepat.


Meskipun pemerintah sudah menetapkannya selaku salah satu hewan yang dilindungi, namun tetap saja masih banyak orang yang melakukan perburuan untuk menjualnya. Jika hal tersebut terjadi terus-menerus, mampu jadi tak usang lagi ia akan punah.


4. Burung Kakatua Jambul Kuning


Burung Kakatua Jambul Kuning


Unggas yang satu ini termasuk ke dalam hewan yang dikategorikan nyaris punah dan telah dilindungi oleh pemerintah. Ia ialah binatang endemik yang dapat ditemukan di kawasan Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kepulauan Masalembu.


Spesies burung yang memiliki nama ilmiah Cacatua sulphurea ini mempunyai ukuran sedang. Seperti kebanyakan jenis-jenis burung kakatua, ia memiliki bulu yang berwarna putih. Yang membedakannya dengan lainnya yakni warna jambulnya yang berwarna kuning jelas dan ukurannya tidak terlalu besar. Bulu pada bagian bawah sayap dan ekornya juga berwarna kuning. Ia memiliki paruh yang berwarna hitam dengan kulit disekitar matanya berwarna putih. Ukuran tubuhnya tidaklah besar cuma sekitar 35 cm alasannya beliau tergolong ke dalam burung yang memiliki ukuran sedang.


Kakatua jambul kuning biasa ditemukan di daerah hutan atau pertanian yang mempunyai ketinggian 800 meter dari permukaan maritim. Ia umumnya membuat sarang pada batang pohon yang digunakan utnnuk menetaskan telur-telurnya.


Karena banyaknya pembukaan lahan dan perdagangan ilegal membuat populasi hewan yang juga dikenal sebagai yellow crested cockatoo ini kian menurun dan terancam punah. Sejak tahun 2005, Konvensi Perdagangan International Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam sudah memasukkannya ke dalam apendiks I yang bermakna dia tidak boleh diperdagangkan secara komersial. Pemerintah pun sudah mengaturnya dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 dah memasukannya ke dalam hewan yang dilindungi.


5. Burung Kakatua Koki


Kakak Tua Koki


Mungkin sekilas dia terlihat mirip kakatua jambul kuning. Meskipun terlihat serupa, namun mereka mempunyai spesies yang berlainan. Jenis yang satu ini dalam bahasa Inggris umumdisebut sulphur-crested cockatoo atau bisa disebut juga kakatua jambul kuning besar. Ukurannya memang lebih besar dari jambul kuning biasa, ialah bisa berkembang sekitar 45 sampai 55 cm. Paruhnya berwarna hitam dengan ukuran jambul yang besar, yakni sekitar 14 cm.


Hampir sama dengan jenis sebelumnya, bagian bawah ekor dan sayapnya juga berwarna kuning. Burung yang bernama ilmiah Cacatua galerita ini tergolong ke dalam monomorfik, di mana jantan dan betinanya memiliki ukuran yang hampir sama. Tapi mereka mampu dibedakan melalui warna matanya, yaitu pada jantan berwarna cokelat gelap, sedangkan pada betina berwarna cokelat kemerahan.


Suaranya keras tapi sedikit parau, seperti suara terompet. Ia mampu ditemukan di habitat aslinya yaitu di tempat Papua. Ia hidup di hutan rawa atau hutan sepanjang sungai dengan ketinggian 2.400 meter.


Cacatua galerita memiliki bunyi yang lebih berisik dibandingkan dengan jenis-jenis burung abang tua yang lain. Ia biasanya hidup dalam kelompok besar bahkan bisa mencapai sampai ribuan ekor dalam satu kelompok. Mereka juga mengenal sistem pembagian tugas untuk memburu kuliner di mana ada beberapa anggota yang mencari makan dan yang lain bertugas untuk mengawasi dari predator, seperti elang.


Seperti lainnya, kuliner burung kakak bau tanah ini yakni biji-bijian, akan namun acap kali mereka juga makan tunas daun dan kulit kayu. Jenis yang satu ini juga termasuk ke dalam binatang yang dilindungi.


6. Burung Kakatua Tanimbar



Kakatua tanimbar yaitu jenis yang memiliki ukuran paling kecil dari jenis-jenis burung kakatua yang lain. Sesuai namanya, Burung ini merupakan hewan endemik dari pulau Tanimbar yang berada di kawasan Maluku. Ia mempunyai beberapa nama lokal, di antaranya yakni anar, arar, tilngoi dan kake.


Ia mempunyai ukuran hanya berkisar 31 cm dengan bobot hanya sekitar 350 gram. Warna putih mendominasi bulunya dengan aksen merah jambu diantara paruh dan matanya. Sedangkan untuk paruhnya, ada yang berwarna debu-abu dan ada juga yang berwarna putih.


Karena ukurannya dan fisiknya, beliau kadang-kadang dibingungkan dengan little corella atau kakak bau tanah rawa alasannya adalah mempunyai wujud yang nyaris sama. Ia mampu hidup hingga 26 tahun dan tergolong monomorfik karena performa kakatua jantan dan betina sama.


Kakatua tanimbar memiliki bunyi yang parau dan mampu memekik dengan keras. Ia umumnya hidup di hutan dataran rendah yang erat dengan area pertanian. Kawasan tinggal yang beliau sukai lazimnya berada di lokasi area pertanian, itulah yang menjadikannya juga dianggap selaku hama alasannya adalah memakan hasil tani warga.


Karena dianggap hama, binatang terbang yang memiliki nama ilmiah Cacatua goffiniana ini banyak ditangkap dan dibunuh sehingga mengakibatkan penurunan populasi. Selain itu, pengalihan fungsi habitat aslinya menjadi area pertanian juga turut andil pada berkurangnya spesies yang satu ini. Maka dari itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah, dia masuk ke dalam salah satu satwa yang dilindungi.


7. Burung Kakatua Rawa


Kakak Tua Rawa


Mungkin kau akan berpikir bahwa burung ini adalah Cacatua goffianna ketika menyaksikan gambar di atas. Memang kedua jenis tersebut memiliki tampilan fisik yang nyaris sama, tapi jika dilihat lebih teliti, mereka yakni dua spesies yang berbeda.


kakatua rawa ini merupakan salah satu dari jenis-jenis burung kakatua yang bisa ditemukan di tempat Merauke dan bab selatan Papua. Ia mempunyai kelopak mata berwarna biru dengan ukuran yang lebih besar dibanding dengan kakatua tanimbar. Ia pun bisa bertahan hidup hingga lebih dari dua puluh tahun. Burung ini mempunyai nama ilmiah Cacatua sanguinea


Bulunya berwarna putih dengan corak warna merah atau jingga pada sekitar hidung dan paruhnya. Ukuran tubuhnya pun juga jauh lebih besar jika dibanding dengan abang bau tanah tanimbar. Meskipun secara fisik beliau mirip dengan Cacatua goffianna, tapi dalam segi suara ia memiliki bunyi yang serupa dengan Cacatua galerita.


Burung yang biasa hidup alam kawanan ini lazimnya memiliki bunyi yang juga begitu berisik sehingga dari beberapa kilometer pun telah bisa terdengar. Selain di Indonesia, unggas yang satu ini ternyata juga mampu ditemukan di salah satu daerah di Australia.



Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel