Harga Cabe Rawit Di Situbondo Terus Melejit, Tembus Rp 150 Ribu Per Kilogram
SITUBONDO, -Harga cabe rawit di sejumlah pasar di Situbondo terus naik. Harga rata-rata kini di atas Rp 100 ribu per kilogram. Sebagian pedagang malah memasarkan dengan harga Rp 110 ribu, Rp 120 ribu, sampai Rp 150 ribu per kilogram.
Mariana, salah satu pedagang di pasar tradisional Panji mengatakan, diakui harga cabai memang telah usang naik. Bahkan, peningkatan harga cabe saat ini sangat drastis.
“Padahal dua bulan kemudian, harga cabai hanya Rp 80 ribu hingga Rp 85 ribu. Sekarang ini telah tembus Rp 150 ribu dalam satu kilogramnya,” kata Mariana, Minggu (21/3/2021).
Menurutnya, para pedagang di Pasar Panji menjual cabai dengan harga yang sungguh variatif, alasannya adalah penjualbergantung droping dari petani.
Jika pengiriman banyak, dijual dengan harga Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu. “Jika droping sedikit, harga di pasaran meraih R 150 ribu per kilogram,” imbuhnya.
Mariana menyertakan, harga cabe yang sangatlah mahal memiliki efek terhadap daya beli penduduk . Dia menyampaikan, semenjak kenaikannya cukup drastis, pelanggan membatasi jumlah pembeliannya.
“Saya tidak paham penyebab niscaya mahalnya harga cabai. Tetapi, mungkin saja sebab stok kurang,” katanya.
Hal ini bisa dilihat dari pengantaran ke pedagang. Mariana mengaku, petani tidak mengantardalam jumlah banyak. Begitu juga distribusi dari pengepul. “Sehingga bisa jadi karena stok menipis,” bebernya.
Mariana menyampaikan, menjelang Bulan bulan pahala ini, sejumlah komoditas sudah mengalami peningkatan harga. Dia mengatakan, hal ini bergotong-royong wajar terjadi karena seruan juga akan meningkat.
Tetapi, kenaikannya tidak drastis mirip cabe rawit. Masih dalam harga wajar. Sumiati mencontohkan dengan harga wortel yang kini berharga Rp 20 ribu per kilogram. “Naik sedikit dari harga sebelumnya,” katanya.
Dia berharap, harga cabai rawit kembali normal. Dengan harga yang sangat tidak murah, memiliki pengaruh kepada pemasukan pedagang, karena konsumen juga meminimalkan jumlah pembelian.
“Kasihan penduduk juga bila terus-kanal seperti ini, tidak berani beli cabe,” pungkasnya.
Haryadi, pengepul cabai di Situbondo mengatakan, salah satu aspek penyebab kenaikan karena stok terus berkurang. “Ini hukum pasar, dan sampai kini kita tidak bisa mengendalikannya,” ujarnya.
Menurutnya, diakui harga cabe mulai naik semenjak Januari lalu. Ketika itu, harganya Rp 45 ribu per kilogram. Pada Februari terus naik sampai kini.
“Diperparah lagi, tanaman cabai petani banyak mati. Akibatnya, saya telah tidak mengantarkan stok ke luar tempat,” kata Hariyadi.
Meski begitu, untuk stok di pasar setempat, Haryadi menilai, masih cukup memenuhi kebutuhan pasar. Sebab, Situbondo merupakan tempat penghasil cabai.
“Bahkan, masih ada sebagian pengepul yang mengirim cabe ke luar kota. Seperti Surabaya, Bali, dan Jakarta,” ujar Hariyadi.