-->

Imbas Banjir, Ratusan Hektar Sawah Di Tulungagung Terancam Puso

TULUNGAGUNG, – Ratusan hektare tumbuhan padi di delapan kecamatan di Kabupaten Tulungagung terancam puso menyusul banjir dan hujan dengan intensitas tinggi di daerah tersebut.


Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Gatot Rahayu menyampaikan, setidaknya tercatat ada 655 hektare tumbuhan padi yang milik para petani di delapan Kecamatan yang gres saja ditanaman terancam puso.


Selain itu terdapat seluas 0,39 hektare tumbuhan bawang merah siap panen yang diyakini akan menurun kualitasnya balasan banjir. Jumlah tersebut tersebar di delapan kecamatan dan 29 desa di Tulungagung.


“Delapan kecamatan itu yaitu Kecamatan Rejotangan, Boyolangu, Gondang, Campurdarat, Sumbergempol, Tulungagung, Kalidawir dan Pakel. Kondisi ini jauh lebih besar kalau dibandingkan sawah yang banjir pada tahun kemudian,” Kata Gatot Rahayu, Senin (8/2/2021).


Gatot menerangkan, dari delapan kecamatan tersebut, kecamatan yang paling parah mencicipi imbas banjir yaitu Kecamatan Rejotangan.


Di Kecamatan Rejotangan, terdapat 13 desa yang area persawahanya tergenang air dibarengi lumpur akhir banjir sementara waktu lalu.


“Data ini sungguh dinamis, sesuai dengan hasil tinjauan lapangan dari tim kami. Kaprikornus sewaktu-waktu mampu berubah, tetapi itu tergantung keadaan alamnya,” jelasnya.


Secara teori, berdasarkan Gatot, tanaman padi yang tergenang air masih mampu bertahan selama tiga hari lamanya, dan itu sungguh dipengaruhi oleh kejerniahan airnya.


Jika airnya keruh dibarengi lumpur tanaman padi tersebut bisa rusak ketika-waktu. Sedangkan jika airnya jernih, sangat dimungkinkan flora padi masih mampu bertahan hidup.


Namun hal yang berlawanan justru dialami bagi tanaman bawang. Pasalnya, untuk tanaman bawang merah dimengerti siap panen yang kini terdampak banjir, masih bisa dipanen, meskipun nantinya secara mutu akan menurun.


“Saya yakin kalau arinya bening tumbuhan padi masih kondusif. Tetapi jika liat kondisinya banjir kemarin dimana banjir dibarengi lumpur. Otomatis banyak lumpur di area persawahan yang terdampak banjir, akhirnya kita tunggu saja,” tuturnya.


Gatot menejelaskan untuk satu hektare tumbuhan padi itu mampu menghabiskan uang mencapai Rp 12 Juta. Jika diakumulasikan, kerugian balasan banjir di Tulungagung mampu mencapai sekitar Rp 7,9 Miliar.


“Kami belum mampu mengkalkulasikan secara pasti berapa kerugian balasan banjir ini. Tapi lazimnya untuk satu hektare itu bisa menghabiskan uang Rp 12 juta. Estimasinya tinggal mengalikan saja,” ujarnya.


 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel