-->

Penyebab Banjir Di Jember Alasannya Adalah Jebolnya Tanggul Lebar 21 Meter Dan Tinggi 4 Meter

JEMBER, -Selain tumpukan ranting Pohon yang menyumbat fatwa sungai, penyebab banjir yang memperlihatkan dampak kepada warga di Desa Wonoasri ialah jebolnya tanggul di pedoman sungai Wonowiri Dusun Kota Blater, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo.


Jebolnya tanggul itu dari asessment permulaan yang dikerjakan oleh Tim BPBD Jember, dimengerti tidak kuat menahan debit air besar aliran sungai tersebut. Karena konstruksi bangunan yang dinilai kurang berpengaruh.


“Kalau dilihat dari situasi, penyebab banjir itu sebab jebolnya bendungan selebar 21 meter dan tinggi 4 meter. Yang kalau ditinjau dari indikasinya, air (sungai) dikala debit tinggi melimpas dan menjebol tanggul di sini,” ujar Staf Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jember Kaetang, dikala dikonfirmasi di lokasi jebolnya bendungan, Selasa (19/1/2021) sore.


Jebolnya tanggul itu, diduga alasannya konstruksi bangunan yang kurang berpengaruh. “Sehingga menimbulkan banjir besar yang memiliki pengaruh di Desa Wonoasri. Bahkan terkait perbaikan juga informasi yang diterima dari warga beberapa kali sudah dijalankan perbaikan dan renovasi,” jelasnya.


“Selain itu di titik lokasi inilah (jebolnya tanggul) beberapa kali mengakibatkan banjir yang berpengaruh terhadap warga itu,” sambungnya.


Sebagai tinjauan awal yang dilaksanakan, dengan temuan jebolnya tanggul itu. Nantinya akan dibahas bareng stakeholder terkait untuk lalu melaksanakan konstruksi bangunan tanggul yang lebih baik.


“Nanti akan kita diskusikan bareng dan mengkaji dengan pimpinan dan dinas lain, dapatnya tanggul ini konstruksi bangunannya mampu diperkuat. Atau mungkin memikirkan ada pergeseran ajaran sungai, sehingga tidak lagi menjadikan banjir,” katanya.


Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Kasun Kota Blater Ariwantoro menyampaikan. Terkait jebolnya tanggul penahan pemikiran Sungai Wonowiri, pihaknya telah melaksanakan peremajaan konstruksi bangunan.


Karena diakuinya untuk upaya membentuk tanggul itu, hanya dijalankan swadaya oleh masyarakat dibantu pihak Perkebunan Karet lokal.


“Jebolnya bendungan (tanggul) itu yang menimbulkan banjir, dan memiliki pengaruh ke perumahan (pemukiman) warga itu,” kata Ari panggilan akrabnya.


Menurut Ari, karena tidak besar lengan berkuasa menahan debit air sungai, sehingga tanggul itupun jebol. “Ditambah lagi banyaknya carang (ranting-ranting pohon) yang terlampau banyak, dan terbawa arus air, juga adanya penyempitan kawasan fatwa sungai,” ucapnya.


Dengan keadaan itu, sehingga menjebol tanggul dan menjadikan terjadinya banjir di Desa Wonoasri dan kawasan yang lain di Kecamatan Tempurejo.


Terkait peremajaan konstruksi bangunan Tanggul itu, terakhir dilaksanakan pembangunan dan perbaikan pada 2018 lalu. Diketahui bangunan tanggul itu cuma berbentuktumpukan karung pasir yang disusun bertingkat.


“Masih gres untuk peremajaan bangunan itu padahal. Tapi mungkin alasannya konstruksi bangunan kurang besar lengan berkuasa (sebab dilakukan swadaya pembangunannya) sehingga jadi jebol. Apalagi jikalau debit air cukup tinggi,” ungkapnya.


Ari menyampaikan, terkait jebolnya tanggul itu juga sering terjadi. “Tapi tidak memiliki efek besar,” ucapnya.


Namun alasannya mungkin curah hujan tinggi dan konstruksi bangunan kurang kuat. Sehingga, lanjut Ari, terjadilah banjir besar itu yang akibat jebolnya tanggul penahan kawasan anutan sungai.


“Untuk upaya sementara nanti bangunan tanggul ini akan kita perbaiki. Tapi ya swadaya dengan menumpuk karung-karung pasir itu,” katanya.


Ari juga menyertakan, dari tinjuan yang juga dilaksanakan olehnya. Adanya DAM yang tidak dibuka juga menjadi penyebab banjir.


“Sehingga sampah-sampah dan ranting-ranting pohon bertumpuk di sana. DAM itu ditutup dan tidak dibuka oleh Dinas Pengairan. Alasannya untuk Irigasi. Padahal jikalau dibuka, pedoman air mampu lebih terpecah dan tidak menjadikan banjir juga debit air besar,” ujarnya.


Untuk lokasi DAM tersebut berjarak kurang lebih 500 meter dari lokasi jebolnya Tanggul. “Sekarang upaya kami membersihkan tumpukan ranting-ranting kayu dan sampah itu,” ucapnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel