-->

Polisi Tepis Bebaskan Bandar Besar Obat Aborsi Di Mojokerto

MOJOKERTO, – Polres Mojokerto menepis kabar terduga bandar besar peredaran obat pengguguran, Dianus Phiona yang ditangkap pada Maret 2021 bebas dari sel tahanan.


Pria berusia 55 tahun, warga Pantai Mutiara Blok AD/2 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta itu sempat masuk daftar penelusuran orang (DPO) dalam perkara pemasaran obat tanpa izin.


Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Andaru Rahutomo membenarkan tersangka Dianus Pionam sempat dipenjara selama 20 hari. Namun, ia mengajukan penangguhan karena menderita penyakitan komorbid Covid-19.


“Kaprikornus beliau (Dianus) itu penahanannya ditangguhkan, bukan bebas. Kalau bebas terminologinya bebas dari jeratan hukum,” katanya saat dikonfirmasi di kantornya, Jumat (23/04/2021).


Apalagi, lanjut mantan Kasat reskrim Polres Kabupaten Malang ini, keadaan sel tahanan saat ini penuh dan tersangka tersebut kondisinya telah bau tanah.


“Lapasnya penuh, jadi pertimbangannya adalah kesehatan, bila misalkan nanti terjadi apa-apa siapa yang mau menanggung dengan kodisi lapas yang berdesakan,” tandas Andaru.


Terpisah, Kapolres Mojokerto, AKBP Donny Alexander pun mengungkapkan hal senada. Penahanan Dianus Phiona ditangguhkan alasannya adalah sakit.


“Dia tidak ditangkap, namun menyerahkan diri. penahanannya ditangguhkan alasannya sakit,” jawabnya singkat.


Sebelumnya diberitakan, Dianus Phiona, terduga bandar besar peredaran obat pengguguran yang diamankan Polres Mojokerto pada Maret 2021 dikabarkan bebas dari sel tahanan Polres Mojokerto.


Ia ditangkap dalam pengembangan kasus pengguguran yang dilaksanakan NM (25), yang berdomisili di Desa Pungging, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.


NM melakukan pengguguran menggunakan obat yang dibelinya via online. Ia mencari kontak penjual obat pengguguran di group Facebook ‘Jual Beli Obat’. Dari kasus ini, polisi kemudian membongkar sindikat pemasaran obat aborsi ini. Ada delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu sebanyak 2.292 butir pil Cytotec disita petugas dari penangkapan di banyak sekali kota.


Ke-8 tersangka itu, Zulfi Auliya (33) warga Kota Tanggerang, Mochammad Ardian (20) warga Jakarta, Rohman alias Arok (39) warga Jakarta, Suparno (49) Brebes Jateng, Supardi (53), warga Jakarta, Ernawati warga Jakarta, Jong Fuk Liong alias Jhon warga Jakarta Utara, dan Dianus Phiona yang dikala itu masih ditetapkan selaku (DOP) ketika konferensi pers pada 8 Maret 2021.


Data yang dikantongi , Dianus Phiona dijebloskan ke sel tahanan Polres Mojokerto pada 12 Maret 2021 kemudian. Hal itu berdasarkan surat perintah penahanan nomor: Sprin.Han/17/III/RES.124/2021/SATRESKRIM.


Dalam dokumen tersebut, tertera perintah penahanan kepada Dianus Phiona selama 20 hari hingga 31 Maret 2021 di Rutan Polres Mojokerto.


Dianus Phiona diduga keras telah melaksanakan tindak pindana memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar. Atau mereka yang sengaja memberikan kesempatan sarana atau informasi, untuk melakukan kejahatan dengan sengaja melaksanakan pengguguran terhadap anak yang masih di dalam kandungan, dengan argumentasi dan tata cara yang tidak dibenarkan oleh ketentuan perundang-seruan dan atau setiap orang yang sengaja melaksanakan aborsi tidak cocok dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 Jo Pasal 106 ayat 1 Jo Pasal 194 Jo Pasal 75 UURI Nomor 36 Tahun 2009 ihwal Kesehatan Subsider Pasal 77A ayat 1 Jo Pasal 45A UURI Nomor 35 Tahun 2014 perihal Perubahan Atas UURI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Subsider Pasal 56 KUHP.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel