Sambangi Kek Singhasari, Amsi Ditawari Bangkit Klaster Media Siber
MALANG, -Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menerima anjuran membangun Klaster Media Siber saat bertandang ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Malang, Jawa Timur, Minggu (13/6/2021).
Hal itu diungkap Pengelola KEK Singhasari, David Santoso dalam pertemuan yang didatangi Ketua AMSI Jatim Arief Rahman, Wakil Ketua AMSI Pusat Suwarjono, Badan Pertimbangan AMSI Pusat Dwi Eko Lokononto, Ketua Departemen Organisasi dan Keanggotaan AMSI Pusat Yatimul Ainun. Kemudian Purnadi selaku Dirut dan Dr Harun sebagaikonsultan andal KEK Singhasari.
“Kalau ada klaster media, rasa-rasanya menawan. Ini mampu MoU, lalu kita laporkan Gubernur (Khofifah Indar Parawansa). Ini jadi satu-satunya,” katanya.
Ia melanjutkan, perlu dibahas rincian yakni interkoneksi dengan aneka macam stakeholder, influencer dan lain-lain. Sebab, kalau berada dalam satu klaster, maka kolaborasi konten bisa dilaksanakan.
Klaster media di KEK Singhasari juga berpeluang menciptakan content factory. Konsep usahanya, seperti revenue sampai monetisasi bisa dibahas. “Kita MoU-kan klaster media. Pajak periklanan kalau ada di KEK ada tax holiday,” sambungnya.
David menambahkan, kekhususan KEK diiriskan dengan media, bagaimana insentifnya bakal dibahas lebih lanjut. Dicontohkannya, KEKdengan Telkom pernah membicarakan koordinasi dengan rancangan royalti 15 persen.
“AMSI bisa memikirkan jika di KEK ada valuenya (akomodasi pajak dll, red), ” ungkap ia.
Usulan David kepada AMSI ialah yang pertama terkait klaster media. Kedepannya, media juga akan mengeluarkan highlight mengenai KEK, tentang PPH, PPN.
Kedua terkait detail pembahasan konsep bisnis atau B2B, terkait “jualan”. Beberapa perusahaan media jika masuk, berdasarkan David, garansinya ialah tanah dan penyertaannya.
“Soal pemindahan (kantor media, red) akan dibantu. Pernah membahas ini dengan Pak Steve (kapanlagi.com),” ujarnya.
AMSI kunjungi KEK Singhasari Malang Jawa Timur ditawari bangkit Klaster Media Siber, Minggu (13/6/2021). [Foto: istimewa]
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua AMSI Pusat yang juga Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono menyampaikan media digital memerlukan partner yang paham betul dengan dunianya.
Gagasan klaster media di KEK Singhasari, menurutnya, tentu bukan hal mustahil. Dicontohkannya, tim media Suara.com, malah sebagian besar berada di Yogyakarta tidak Jakarta.
“Kita pilih tempat yang SDM elok. Industri ini mampu dijalankan di manapun Tim IT, ilustrator, video editor dan konten kreator. Sebagian besar tim saya tidak di Jakarta, secara bisnis tidak sustainable jika seluruhnya di Jakarta. Maka kami cari lokasi yang harga terjangkau,” paparnya.
Ia menambahkan, KEK Singhasari di Malang ini sungguh strategis bagi bisnis media dan industri digital inovatif. Sebab mulai infrasuktur sampai kultur sudah terbentuk. Sebagai kota pendidikan dengan banyaknya mahasiswa dan perguruan tinggi tinggi juga sungguh menunjang potensi tersebut.
“Malang, SDM ok, jaringan dan budaya juga ada mahasiswa. memungkinkan untuk klaster media. Saya ikut alasannya adalah ingin tahu lokasi jauh tidak. Motor, bangunan, infrastruktur, apakah harga juga memungkinkan,” jelasnya.
Suwarjono melanjutkan, industri media berbeda dengan conten creator yang lain, termasuk influencer. Sebab media online memiliki kelebihan tersendiri. Lantaran ada ikatan dan aturan lebih yang mampu menyatukan, dibandingkan conten creator.
“Kekuatan media adalah jaringan. Tidak sama dengan influencer atau conten creator karena (media) mempunyai tolok ukur liputan dan konten,” ujarnya.
Era saat ini, masih kata Suwarjono, adalah kurun iklan dashboard to dashboard, sudah tidak sales ketemu orang, adnetwork diatur Google dan banyak agency global. Pola ini banyak digunakan dan bisa dikerjakan jikalau traffic tinggi dan harus kolaborasi.
“Ada newsroom bersama dengan platform beda maka akan sungguh efisien dan membantu,” jelasnya.
Ia menambahkan, era video kedepannya bakal makin memiliki potensi, maka bisa digagas (dalam KEK Singhasari) suatu studio bersama.
“Video yaitu era depan, kini banyak platformnya, tidak hanya tergantung youtube,” jelas COO PT Arkadia Digital Media, Tbk. ini.
“Kita mesti terbuka inisiasi gres, kerja sama seperti satu studio. Syaratnya ada teknologi yang membantu. Media terinspirasi Bezoz yang membangun Washington Post tiga tahun kembalikan laba besar. Kuncinya teknologi. Produk semenarik apapun akan percuma jika tidak disokong teknologi,” imbuhnya.
David merespons paparan Suwarjono dengan proposal soal pendanaan klaster media. Polanya mampu dengan microfunding, AMSI sebagai pemegang saham. Secara konten ada dan bisnis terwakili. Suara media secara nasional bisa kita suarakan dari sini.
Sementara, Kepala Bappeda Tomie Herawanto memastikan, bahwa Pemkab Malang support (mendukung) penuh mengenai perizinan.
“Untuk urusan perizinan silahkan ditanyakan, kami (Pemkab Malang) kawal sarat . Hingga ada perumpamaan OSS, ojo suwe-suwe, ” ujarnya.
Menurut Tomie, KEK Singhasari yakni KEK satu-satunya di Jawa Timur. Pihaknya berjuang berdarah-darah sampai keluar PP.
“Dengan kehadiran teman-teman AMSI Jatim, kami ingin bersinergi. Berharap poin-poin dalam Rakerwil juga diperjelas. Kami juga akan akan ejekan ke RPJMD Kabupaten Malang,” ujarnya.
Sebab, bagi Pemkab Malang, KEK tidak cuma menguntungkan Malang Raya, tetapi juga Jatim dan nasional. Dukungan media amat diharapkan untuk pengembangan. Sebab, PP ada batas-batas waktu tiga tahun, ini sudah setahun.
“Kami titip KEK Singhasari dimasukkan, media mampu menolong KEK, apa yang diperlukan (data, red), kami siapkan,” ungkapnya.