Sosok Errol Jonathans Dimata Sapto Anggoro, Musik Jazz Dan Kerendahan Hati
SURABAYA, – Kabar murung kembali menyelimuti dunia jurnalistik di tanah air. Salah satu tokoh pers, Errol Jonathans meninggal dunia, Selasa (25/5/2021) sekira pukul 11.06 WIB.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Errol Jonathans menjalani perawatan di RS Mata Undaan Surabaya, sejak Jumat (21/5/2021). Karena mengalami sakit peradangan di mata kiri.
Errol Jonathans memiliki pengalaman kurang lebih 30 tahun di dunia radio. Ia mengawali karier di Radio Arjuna. Lalu pindah dan mengawali profesinya selaku wartawan di Pos Kota koresponden Jawa Timur.
Pada 1986, suami Nunung Jonathans ini bergabung dengan Radio Suara Surabaya selaku reporter dan penyiar. Di penghujung usianya, Errol menjabat selaku Direktur Utama Radio Suara Surabaya FM.
Bagi mantan CEO media siber Tirto.Id Sapto Anggoro, sosok Errol Jonathans ialah orang yang pahlawan dibidang bisnis media radio. Terbukti Suara Surabaya yang dulu banyak membesut lagu-lagu klasik dan jazz, di tangannya diubah menjadi radio komunitas.
Di dalam buku tentang SUara Surabaya, Errol menyampaikan Suara Surabaya bukan radio, namun suara publik, suara pendengar, untuk memberikan ganjalan, tawaran, dan laporan.
“Dia nyebutnya suara warga, ini disampaikan jauh sebelum populer dengan ungkapan netizen,” kata Sapto.
Diungkapkanya, visi Errol Jonathans perihal radio yang menjadi milik publik, menciptakan pendengar sekaligus pendapatan yang mumpuni. Radio SS sungguh sehat dari sisi pemasukan dan konten. Meski telah mengibarkan SS hingga pada kejayaan yang dahsyat, Errol tetap menjadi sosok yang rendah hati.
“Mas, jikalau ada kesempatan ke Surabaya, mampir nang Wonokitri, tolong saya dan tim diajari media online,” kata Errol ditirukan Sapto.
Dan karena jazz adalah hobinya, Errol tak lepas dari musik anti kemapanan ala Amerika tersebut.
“Selamat jalan, dan terus menikmati jazz pilihan Mas Errol,” pungkasnya.