-->

Soal Video Wanita Tanya Surat Swab Petugas, Ini Kata Waket Dprd Surabaya

SURABAYA, – Viralnya video seorang perempuan yang menanyakan hasil swab petugas di penyekatan Jembatan Suramadu, ditanggapi Wakil Ketua (Waket) DPRD kota Surabaya, Reni Astuti.


Politisi PKS ini mengungkapkan, seluruh tenaga kesehatan (nakes) telah diwajibkan melakukan sekurang-kurangnyaswab PCR. Sebab, nakes berinteraksi tatap wajah secara pribadi dengan banyak penduduk .


“Kaprikornus saya rasa sungguh anggun jikalau petugas di titik penyekatan selain nakes juga harus melakukan swab,” kata Reni Astuti, Rabu (16/6/2021) sore.


Reni menyertakan, selain memperlihatkan kenyamanan untuk masyarakat yang ada di area penyekatan, hal itu juga sebagai bentuk perlindungan diri sendiri, keluarga dan orang lain.


“Itu juga nantinya menjadi ketenangan bagi petugas sendiri dan juga masyarakat,” tambah Reni.


Disinggung banyaknya penduduk Madura yang protes alasannya adalah merasa didiskriminasi terkait penyekatan di Suramadu, Reni menyampaikan, hal itu perlu menjadi tanggung jawab bareng terutama pemprov Jawa Timur.


Sebab, menurutnya, penyekatan yang dikerjakan oleh Pemkot Surabaya di Suramadu juga atas persetujuan pemprov Jatim.


“Sekarang bu Gubernur murka tidak ada penyekatan itu, tidak kan artinya Bu Gubernur menyepakati dan aku rasa telah melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bangkalan,” jelasnya.


Lanjut Reni, kalau ada penduduk Madura yang merasa terdiskriminasi itu merupakan hal yang sah-sah saja dikerjakan. Tinggal bagaimana pemerintah mengatasi hal ini.


“Saya berharap pemerintah Provinsi turut menunjukkan perhatian kepada kerabat kita di Bangkalan Madura, untuk bareng sama memperlihatkan klarifikasi kok kenapa cuma di Suramadu saja yang dilakukan penyekatan,” imbuhnya.


Ketua LSM Sarana Demokrasi, Sade, menilai pemerintah saat ini tidak adil. Sebab bila memang tujuan penyekatan di Suramadu untuk menghalangi penyebaran Covid-19, semua pintu masuk ke arah Surabaya mesti diperlakukan sama. Jangan hanya di Suramadu.


“Jadi kalau ada warga Madura protes, berdasarkan saya itu hal yang masuk akal. Karena apa, kok terkesan Covid-19 ini disebabkan dari penduduk Madura saja, padahal Covid-19 ini kan mampu saja tiba dari arah pintu masuk lainnya,” pungkasnya.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel